Membaca Puisimu
Membaca puisimu di kursi malasku
Aku tidak lantas bergerak ataupun berdiri tegak
Hanya angin dingin yang mulai meraba di hatiku
dan rinai suara hujan di luar kedengaran kian semarak
Kisah Aku Si Pangeran Kodok
Beberapa malam ini
Seakan Ibu terus memastikan aku berada di dalam kamar
Setiap malam ia datang menjenguk
Dan mengintip dari celah pintu
Hal ini makin membuatku gelisah
Dalam mimpi aku melihat ibu
Menjadi seorang nenek sihir
Yang ingin mengubahku menjadi anak yang patuh
tapi salah membuat ramuan
dan ibuku bersedih (tapi tertawa karena ia nenek sihir)
Saat melihatku menjadi kodok raksasa yang besar
Ibu terus tertawa melihat penjelmaanku
Katanya, “ia akan jadi pangeran sekaligus penyair yang tampan,
Jika ia ketemu dengan putri cantik yang membunuhku dengan puisi)
…mari berpuisi bersama saya. silakan koment dan berpuisi dengannya. tidak masalah buat yang pemula atawa yang sudah master. dan postingan ini sekaligus anulir dari tipografi yang salah dimuat di Solo Pos minggu (15/5).
komentar pertama…
sayang tak sanggup menulis puisi tiba-tiba..
musti mikir dulu mas kanjeng..
salam sukses..
sedj