Apa yang ingin anda (dan saya) ingin dengar lebih dulu?
Kabar baik dulu atau kabar buruk dulu?
Kabar baik mungkin. Karena setelah itu kita bisa bersiap-siap atau pura-pura mendengar kabar buruk selanjutnya.
Atau malah kabar buruk dulu, agar setelah itu kita bisa tersenyum, tertawa melupakan rasa pahit yang kita kecap sebelumnya.
Hanya saja kita tahu bahwa kabar baik dan buruk datang pada kita silih berganti. Kadangkala datang dari keluarga kita, tapi juga kadang kala sahabat-sahabat kita.
Islam mengajarkan bagaimana kita menjadi orang pertengahan (moderat). Tidak lepas kendali ketika mendapat kesenangan ataupun menjadi hilang kendali ketika mendapat berita buruk (musibah).
Baiklah, saya mencoba mengawalinya dengan kabar baik. Bukan apa-apa. Ini masalah prioritas saja. Sekaligus permohonan maaf, karena baru upadate blog saya, padahal saya baru saja kejatuhan duren (menang kontes kecubung tiga warna).
Sekali lagi, saya bersyukur kepada Allah telah memberikan kabar baik ini. Tidak lupa terima kasih saya kepada sohib-sohib blog (Sedjatee dan Curusetra). Tanpa kalian, Atmo Kanjeng bukan siapa-siapa. Harapan saya semoga saya bukan orang yang lepas kendali atau malah pusing kejatuhan duren itu. Continue reading