Wanita mempunyai kedudukan mulia dalam kehidupan manusia. Ditegaskan dalam Al-Hadits, yang pertama kali harus dimuliakan adalah ibu, ibu, dan ibu, baru kemudian bapak. Hadits ini masyhur dan tak ada perbantahan ulama.
Buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti (SKSR) mengejawantahkan pekerjaan mulia para perempuan, khususnya seorang ibu atau perjuangan seorang ibu. SKSR merupakan buku kumpulan kisah perempuan yang ditulis dari beragam profesi perempuan. Tidak melulu ibu rumah tangga, namun semuanya berwatak satu: peran seorang ibu dalam menyokong kehidupan ini.
Pilihan ini ditegaskan oleh Widi Astuti, yang menceritakan pilihannya untuk menjadi full time mother. Padahal dulu, dia adalah seorang wanita karier yang sukses. Gaji dan pengalaman yang menantang di luaran. Tapi Widi merasa bangga dengan pilihannya karena pekerjaan seorang ibu lebih jauh mulia dan berpahala daripada seorang wanita karier biasa yang akhirnya lebih banyak meninggalkan peran seorang ibu.
Memang bukan pekerjaan mudah untuk menjadi seroang ibu. Dalam kisah To Be A Great Mommy, Nicole bercerita perihal dirinya yang ditinggal ibunya, dan harus mengasuh adiknya Kyle yang baru kelas 2 SD. Ketika ditinggal pada usia yang muda, 14 tahun, Nicole telah belajar banyak dari ibunya. Ketika ia menikah dan akhirnya mempunyai anak, ia mempunyai semangat dan berharap dapat memberikan yang terbaik bagi anak-anak dan keluarganya. Seperti tuturannya, “Ini bukan soal berapa lama kau hidup mendampingi orang yang kaucintai, tapi tentang betapa banyak manfaat dan ilmu yang kaubagi kepada mereka.” Ia mendapat intisari hidup dari pengalaman dan perannya sebagai seorang ibu. Dan semua itu tak lain ia dapat dari ibunya dahulu.
Dalam kisah Perjuangan untuk Mendapatkanmu, Christin Mendrova, bertutur dengan runtut tentang perjuangan yang menguras tenaga, pikiran dan harta untuk mendapatkan seorang buah hati. Memang, ia telah divonis tidak bisa melahirkan secara normal. Pun ada banyak permasalahan pada tubuhnya. Tapi, Cristin memang tipikal orang yang tak pantang menyerah. Ia berobat ke negeri tetangga hingga akhirnya uangnya habis dan berbagai pengaruh dari luar hampir membuatnya putus asa. Namun, keajaiban menghampirinya. Di sana ia akhirnya divonis hamil dan kesusahan yang selama ini telah menderanya ia bisa kenang dengan manis. Hidup adalah perjuangan yang melelahkan dan habis-habisan namun membuahkan kemanisan tiada tara.
Kehebatan perempuan juga bukan soal bagaimana ia mendapatkan materi, atau bisa berkiprah dalam bisnis. Hal ini ditegaskan oleh Siti Nuraida. Emak is May Queen in Universe. Slogan ini penggambaran betapa emaknya adalah orang terhebat di matanya. Dilahirkan dengan keluarga besar, emaknya mampu mengayomi dan mengasuh mereka dengan baik. Tidak hanya sekedar urusan makan, tetapi juga bagaimana moral dalam hidup. Misalnya, mengasihi orang gila dan jangan mengolok-olok mereka, atau bagaimana ia mengomentari tentang Miss Universe. Menurutnya dia lebih geulis dan pintar daripada Miss Universe itu. Katanya, seperti dituturkan oleh Siti Nuraida, “Buktinya selama hidup tak pernah aku pamer bokong di depan banyak orang”.
Jujur, buku ini awalnya saya lihat sepintas lalu. Bukan hanya karena subjudulnya kumpulan kisah inspiratif yang stereotif dengan buku-buku semisal yang lain. Atau endorsment dari beberapa artis di buku ini –yang bagi saya artis itu bukan tipikal pembaca yang baik. Berbeda misalnya dengan ustadz, akedimisi atau malah pembaca umum.
Tetapi, anggapan semua saya itu terbantah ketika kita membaca pelbagai kisah yang ada dalam buku ini. Ada 38 kisah yang terbagi dalam 5 bagian: 1) Peluk cium untuk anakku, 2) To be A Great Mommy, 3) Jodoh, oh Jodoh, 4) Suamiku, 5) Antara Aku, Ayah, Ibu, dan Mertuaku.
Membaca kisah itu satu persatu, kita dapatkan adalah cahaya hikmah dari tuturan-tuturan perempuan-perempuan perkasa ini. Membaca kisah dalam buku SKSR ini menjadikan saya lebih berempati dengan istri dan ingin berbakti dengan ibu saya sendiri, yang kini sedang sakit glukoma. Pun selain itu, membaca SKSR ini membuat kita lebih memaknai perjuangan seorang ibu hingga pantaslah surga itu di berada bawah telapak kaki ibu.
Akhir kata, sedikit menyoal judul buku Secangkir Kopi dan Sepotong Roti, yang sepintas tak akan klop dengan isi buku. Prasangka baik saya, judul ini dipilih karena penulis ingin memberikan “kudapan hikmah” kepada pembaca, yang tak jauh berbeda dengan buku-buku Chicken Soup. Dan jelas SKSR ini lebih menarik daripada buku Chicken Soup karena lokalitasnya lebih hidup di mata pembaca Indonesia sendiri. Sungguh, buku ini amat pantas dibaca dan menjadi tuturan di tengah keluarga kita.
Secangkir Kopi dan Sepotong Roti
Penulis : Widi Astuti, dkk
Tebal : xii + 292 hlm, 20.5 cm
ISBN : 978-602-177720-9-6
Penerbit : CV. Adi Citra Cemerlang
Terbit : Maret 2015