dimuat di joglosemar
Di setiap penanggalan bulan Sura (baca: Muharam) desa saya melaksanakan sebuah ritual Bersih Desa. Tujuan ritual Bersih Desa adalahuntuk memberikan penghormatan kepada arwah leluhur desa, dengan perwujudan menanam kepala kambing atau memberi sesaji kepala seekor kambing di tengah desa, sementara keempat kakinya harus ditanam di empat penjuru desa(papat kiblat lima pancer). Selebihnya sisa daging kambing yang diberikan kepada ‘danyang’ itu akan dimakan beramai-ramai entah diolah menjadi gulai atau tongseng untuk warga 2 RT.
Hanya saja, pelaksanaan ritual Bersih Desa pada tahun ini agak berbeda. Dengan sebab alasan bertentangan dengan agama, beberapa pemuka desa mengatakan sudah tidak akan memberikan sesajen lagi kepada ‘danyang’. Artinya, kepala dan kaki kambing tersebut tidak akan disajenkan tetapi akan dimasak semua untuk dibagikan kepada masyarakat sebagai sedekah bersama. Pembelian seekor kambing yang mewajibkan setiap warga membayar 30 ribu/kk pada setiap bulan Sura ini, akan dibagikan lagi kepada masyarakat. Continue reading