Daily Archives: 17 December 2015

Menumbuhkan Sense of Crisis pada Masyarakat

dimuat di joglosemar

ritual-bersih-desa-dusun-nglurah-tawangmangu-karanganyar

Di setiap penanggalan bulan Sura (baca: Muharam) desa saya melaksanakan sebuah ritual Bersih Desa. Tujuan ritual Bersih Desa adalahuntuk memberikan penghormatan kepada arwah leluhur desa, dengan perwujudan menanam kepala kambing atau memberi sesaji kepala seekor kambing di tengah desa, sementara keempat kakinya harus ditanam di empat penjuru desa(papat kiblat lima pancer). Selebihnya sisa daging kambing yang diberikan kepada ‘danyang’ itu akan dimakan beramai-ramai entah diolah menjadi gulai atau tongseng untuk warga 2 RT.

Hanya saja, pelaksanaan ritual Bersih Desa pada tahun ini agak berbeda. Dengan sebab alasan bertentangan dengan agama, beberapa pemuka desa mengatakan sudah tidak akan memberikan sesajen lagi kepada ‘danyang’. Artinya, kepala dan kaki kambing tersebut tidak akan disajenkan tetapi akan dimasak semua untuk dibagikan kepada masyarakat sebagai sedekah bersama. Pembelian seekor kambing yang mewajibkan setiap warga membayar 30 ribu/kk pada setiap bulan Sura ini, akan dibagikan lagi kepada masyarakat. Continue reading

Jakarta – Kent Ridge

dimuat di analasisadailycom

P6200140-1024x768
Selalu menarik memandang wajah kota Kent Ridge, Singapura di kala gerimis. Gedung dan manusia bertabir putih oleh hujan. Di jalanan orang berpayung bening atau berponco sampai mata kaki, bergegas seakan tak ingin kedahuluan oleh hujan yang sewaktu-waktu turun lagi. Pepohonan poplar dan bougenvil bergerak-gerak ditiup angin menggugurkan daunnya menambah warna kemuraman kota dengan empat musim ini.

Barangkali kota ini adalah wajah masa depan yang beruntung bisa dilihat sebagai Jakarta 2020 nanti. Sungguh, kota ini patut diberi pujian. Bangunan perumahannya rapi dan elok. Jalanan bersih dari sampah dan banjir. Hanya dedauan poplar dan bougenvil yang semarak tumbuh di pinggir jalan, mengotori jalanan ketika dihembus angin. Namun itu tak perlu dikhawatirkan. Meski masyarakat terlihat individualistis justru setiap warga merasa harus membuktikan kalau mereka punya kepedulian terhadap lingkungan, terutama kebersihan. Pun mobil penyapu sampah selalu siaga menyapu bersih jejak sampah setiap pagi.

Aku sendiri berasal dari Jawa, tepatnya dari Solo. Sudah setahun lebih aku tinggal di asrama mahasiswa National University of Singapore ini sebagai mahasiswa beasiswa. Bekerja di sebuah restoran Indonesian Food milik Mr. Sanyoto yang buka dari jam delapan pagi hingga jam sepuluh malam. Aku diperbolehkan mengambil paruh waktu, semata agar bisa tetap mengikuti kuliah. Tak terhingga rasa terima kasihku pada mereka karena semua itu. Continue reading