Judul buku : 99 Inspirasi pagi untuk setiap muslim,
Penyusun : Muhammad H Bashori
Penerbit : Al-Qudwah Publishing
Tahun terbitan : Maret, 2014
ISBN : 978-602-7929-74-6
Tebal : 308 hlm, 17.5 x 23.5 cm
Cover : soft cover
Harga : 75.000,-
Percakapan saya dengan seorang pembaca buku yang merupakan teman dekat saya dan saya kenal dia sebagai pembaca buku-buku bagus, mereka akan membeli buku jika:
- Judulnya menarik
- Penulisnya terkenal
- Kaver dan sampulnya bagus
- Harganya murah
- Isinya sesuai yang dibutuhkan
Sebuah buku bagus memang tidak harus mencirikan 5 hal di atas. Selera pembaca terkadang tidak dapat diduga dengan mudah. Trend dan tradisi pasar juga mempengaruhi seberapa besar buku bagus dapat kita baca.
Dan buku yang saya resensi ini adalah salah satu buku yang saya anggap menarik dan pantas untuk diresensi.
Dilihat dari judulnya : Menilik judulnya yang panjang: 99 Inspirasi Pagi Untuk Setiap Muslim! Ditambah tagline ‘Awali Pagi Anda dengan Membakar Semangat” buku ini menjanjikan sesuatu yang bahagia dan mencerahkan seperti sebuah pagi. Jika ingin lebih meruncing lagi, yaitu sejumlah angka 99, pasti hidangan atau apapun ini (seperti yang digambarkan dengan seduhan kopi) saya berhusnuzhon pastilah akan mengenyangkan dan memuaskan jiwa kita.
Pun dari segi penampakan ukuran buku yang tidak biasa, jelas menyiratkan bahwa buku ini adalah buku yang luar biasa (308 hlm, 17.5 x 23.5 cm). Ukuran ini bagi penerbit membutuhkan sebuah pertaruhan penerbit agar bisa diterima oleh pembaca Indonesia, baik dari segi harga maupun kualitas. Berkompromi dengan hal ini tentu juga bukan sebuah hal remeh temeh untuk mempertimbangkan kualitas sebuah buku. Di lapak dunia maya buku ini dijual dengan harga diskonan. Dari harga 75.000 menjadi 63.000,-. Sebuah harga yang setimpal untuk buku bagus semacam ini.
Mengenai penyusun sendiri (saya lebih suka menyebutnya penyusun daripada penulis karena beberapa alasan yang akan saya sampaikan di belakang), Muhammad H Bashori, meskipun terhitung masih timur, beberapa pengalamannya di dunia tulis menulis memperlihatkan ia bukan seorang amatir. Karyanya dimuat di penerbit dan koran nasional maupun lokal. Latar belakangnya yang berasal dari pesantren memberikan jaminan kepada kita bahwa ‘ilmu’ yang akan ia bagikan dalam buku ini bukan sekedar pepesan kosong belaka dan mengapa ia memilih jalur non fiksi di sini. Sekilas saya cuplikan berita tentang sang penyusun buku ini:
… pendidik di Ma’had al-Ishlah Paciran, Lamongan sekaligus pimpinan redaksi majalah al-Ishlah. Lulus di IAIN Walisongo Semarang dan lulus tahun 2012. Penulis ‘Ilmu Falak Praktis’ dan ‘Peradaban Tanpa Penanggalan, Inikah Pilihan Kita? Diterbitkan di Elexmedia Komputindo).
Penulisan buku ini terlihat mengacu kepada buku-buku inspiratif populer, semisal ‘Chicken Soup for The Soul’ atau buku ‘Bukan untuk Dibaca’ yang populer dan lebih dari 9 kali terbit. Gambar kavernya yang mengetengahkan seduhan kopi hangat mengepul, seperti menyiratkan bahwa ‘kopi hangat’ ini berkhasiat menghangat pagi para pembaca, khususnya para pembaca muslim karena isinya juga lebih tendensius kepada muslimin di Indonesia.
Sasaran pembaca yang mendekati dari buku 99 inspirasi pagi untuk setiap muslim ini tentu sangat variatif, karena bahasannya ringan dan sederhana, tetapi tidak kalah bernas. Mayoritas umat muslim di Indonesia lebih bisa terjangkau karena buku ini pun terkesan ‘inspiratif dan tidak ekslusif’ seperti misalnya buku fikih dan semacamnya. Penulis mungkin ingin memberikan sebuah sajian yang lengkap dalam sebuah buku. Maka buku ini disusun dengan 99 bahasan, yang beraneka ragam. Namun inti dari semua bahasan itu terpusat untuk memperbagus karya dan amalan kita. Pun hendaklah amalan itu tidak sekedar bernilai duniawi tetapi juga ukhrawi (akhirat).
Penerbit ini yaitu Al Qudwah merupakan lini dari penerbit Ziyad Visi Media Group yang berkantor di Jl. Banyuanyar Surakarta. Ada beberapa lini yang berbeda di penerbit ini dan tiap lini menampilkan jenis-jenis buku yang berbeda pula dengan lini lainnya. Sekilas dari istilah ada istilah Qudwah Sebelum Dakwah yaitu bermakna ‘apa-apa yang telah engkau ikuti dan engkau biasa dengannya dari kebaikan.’
Adapun mengenai isi dari buku ini dapat kita tilik sejauh pembacaan saya.
Ketika tiba saya membaca halaman pertama, penyusun buku ini menyapa jiwa kita dengan ‘Allah ingin datangkan pelangi’. Mengetengahkan tentang ‘pledoi syukur kepada Allah’. Dirangkai dengan bahasa yang ringan dan populer membuat mudah pemahaman pembaca akan maksud bahasan ‘Allah ingin datangkan pelangi’.
Dirangkai kemudian dengan bahasan kedua, ‘Cara Allah Menyayangi Hambanya’ penyusun buku ini memberikan persepsi yang menarik tentang ‘cara Allah’ yang terkadang berbeda dengan ‘keinginan manusia’ dalam memenuhi keinginannya. Sebuah quote dicetak tebal di situ:
“Jika Allah MENCINTAI seorang hamba, Allah ilhamkan kepadanya KETAATAN. Allah biasakan ia dengan QANA’AH (menerima apa adanya). Allah karuniakan untuknya PEMAHAMAN AGAMA. Allah menguatkannya dengan KEYAKINAN. Allah mengilhamkan kepadanya ketaatan dan selalu memberinya petunjuk.
Ini jelas merupakan sebuah quote yang super yang dapat membangkitkan semangat kita dalam beramal shalih.
Pada pembahasan ketiga ‘Hatinya Serapuh Kaca’ Muhammad H Bashori mendedahkan tentang makna perempuan dalam kehidupan seorang lelaki. Banyak kata indah bertaburan di halaman ini, bahkan judulnya sudah puitis. Beberapa terkesan menggurui mengingat ia sendiri masih muda dan belum menikah. Tentu pengalaman dan referensi otentik memperkaya dan lebih mempertajam tulisan. Tapi, bagaimanapun penyusun sudah memberikan bunga rampai pengantar tentang memahami seorang perempuan. (yah, masih sebagai pengantar 🙂 )
Bahasan ke-4 dan ke-5 membidik tentang cinta. Cinta di sini kaitannya dengan hasrat seksual dan cinta yang lebih langgeng daripada sekedar hawa nafsu manusia. Pembahasan kemudian berlanjut kepada ‘memprovokatori untuk menikah’ bagi para jomblo yang sedang galau. Terlihat kesan pengalaman si penyusun dalam bahasan ini dan juga bahasan ‘edisi ngomporin berjilbab’ dalam gaya bahasa yang dipaparkan.
Pada bahasan selanjutnya yang beraneka ragam, masing-masing bahasan ini selalu diberi quote yang ditebalkan dan dibuat menarik. Kata bijak dipilih dan terkadang diberi ilustrasi yang proporsional, membuat pembahasan lebih mengena. Bahasan tentang mendorong agar kita berkarya dan menulis karena ‘sebuah karya tulis’ akan lebih panjang umurnya daripada si penulis itu sendiri. Jika ia bisa menjadi amal shalih, tentulah amal ini akan mengalir sepanjang masa sampai hari kiamat dan bisa menjadi syafaat bagi si penulis.
Benang merah daripada tulisan ini adalah inspirasi untuk setiap muslim. Bagaimana menjadi seorang hamba yang bisa berkarya dan memberi manfaat di dunia dan juga akhirat. Kelebihan dari buku ini adalah pembahasan yang ringkas dan sederhana sehingga pembaca tidak perlu berlarut-larut dalam prolog atau pembahasan fikih yang penuh iktilaf (perbedaan pendapat). Semua isi dari bahasan ini disajikan secara populer sekaligus semacam buku tazkiyatun nafs bagi seorang muslim.
Sejumlah 99 pembahasan dipaparkan dalam buku ini. Sebagian saya ketahui bahwa penyusun, mengambil kisah atau menyadur ulang dari buku atau kisah buku lain. Artinya penyusun tidak menulis sendiri. Hal ini cenderung rentan dianggap sebagai pembajakan karena tidak ada keterangan tentang sumber tulisan. Contoh dalam hal ini adalah kisah Ibrahim Bin Adham dan tanya jawab seorang pendeta dengan seorang muslim dalam bahasan ke-91 ‘Kebenaran Islam’. Juga bahasan ‘Haruskah Hati menciptakan Jarak’ penyusun bukanlah orang yang menggali ide ini sendiri, melainkan mengambilnya dari tempat lain.
Saran saya, sebaiknya penyusun memberi keterangan darimana ia memperoleh sumber tulisan ini. Hal ini lebih menyelematkan daripada misalnya sekedar menyusun pembahasan yang tidak ada sumber referensinya. Apalagi cap plagiat atau pembajak merupakan sesuatu yang harus dibayar mahal oleh seorang penulis.
Pun secara struktur buku ini dapat dikritisi, yaitu tidak ada tema atau kategorisasi setiap tema di dalam buku, misalnya tema cinta kasih, parenting, atau seksologi. Jika ini bisa ditampilkan, tentu akan lebih mudah bagi pembaca untuk segera menuju pada topik bahasan. Apalagi di dalam buku ini ada 99 bahasan yang masing-masing berbeda dan terkadang tidak setema antara bab satu dan selanjutnya.
Sasaran dalam buku ini juga tidak terlalu spesifik. Dalam satu sisi ada kelemahan dan juga kelebihan. Kelemahannya adalah buku ini sepintas akan dipandang sebagai buku tebal yang referensial, tetapi ketika kita membuka halamannya kemudian, ternyata bahasan di sini lebih ringan daripada penampakan dan ketebalan buku. Juga beberapa bahasan terkesan filosofis yang membuat berkerut kening para pembaca. Tetapi di bahasan lain bahasa pengarang terkesan sangat populer dan teenlit, sehingga bagi pembaca yang serius, ini merupakan sebuah ‘gangguan’. Jadi akan lebih proporsional misalnya, jika gaya bahasa pun disamakan sehingga dapat menemukan pembaca yang tepat untuk buku semacam ini.
Berbagai kekurangan dalam buku pasti tetap ada. Seperti peribahasa Tak ada gading yang tak retak’ buku ini pantas disanjung karena ia mempunyai tujuan yang jelas dalam berbagai kebaikan dan menuju jalan lurus yang sama (Islam). Kekurangan hanya bersifat temporer dalam bentuk gaya bahasa ataupun penulis, dan hal itu dapat ditebus dengan hikmah yang didapat dari membaca 99 bahasan dalam buku indah ini.
Ya, buku ini memberikan motivasi, memperbarui inspirasi dan menyehatkan jiwa kita. Ini seperti sebuah paduan yang sempurna agar kita lebih produktif dan mempunyai mood yang baik. Pagi hari seorang muslim hendaklah diisi dengan hal-hal yang bercahaya seperti ini. Apalagi pagi adalah momen yang indah dan penuh harapan. Tidak peduli hari yang kita hadapi adalah mendung, cerah atau gerimis, sebab pagi adalah awal untuk memulai sesuatu yang disebut dengan kehidupan.
Jadi mari kita awali pagi kita, kita buka lembaran kehidupan kita dengan ‘99 Inspirasi Pagi untuk Setiap Muslim’ karena hidup adalah pilihan kita untuk berbahagia. Salam.